Aku Tercipta Bukan untuk Kau Sakiti
Aku masih terlalu sakit untuk bangun dari kisah kelamku.
Begitu pedih rasanya kisah cintaku kali ini. Awan hitam seakan memayungi
langkahku. Aku ingin menutup kisah ini.
Beberapa bulan yang lalu......
Nana Haruta adalah nama yang
diberikan orang tuaku sejak aku lahir. Aku berdarah campuran. Papaku keturunan
Jepang, dan mamaku keturunan Jawa asli. Aku memiliki seorang kakak laki-laki
yang bernama Renji Yozuke. Ia adalah mahasiswa sastra Jepang di sebuah
universitas negeri di Yogyakarta. Sedangkan aku adalah siswi kelas 2 di SMA
negeri unggulan di Jakarta.
Kehidupanku sehari-hari dipenuhi
dengan kemewahan. Tapi, aku tidak pernah mau memanfaatkan itu. Setiap hari, aku
pergi ke sekolah dengan angkutan umum. Padahal, papa sudah menyediakan mobil
untukku beserta supir pribadi. Namun, aku tak menggunakan itu. Aku tidak ingin
semua kemewahan yang aku miliki menjadikan aku seorang anak yang manja. Kakakku
juga sama halnya sepertiku. Ia ingin hidupnya sederhana dan mandiri. Bahakan ia
sekarang sedang bekerja part-time di
sebuah kafe. Pada awalnya papa melarang ide nekatnya ini. Namun berkat
penjelasan yang ia berikan, sedikit demi sedikit papa mulai bisa menerimanya.
Karena kerja kerasnya, sekarang ia sudah diangkat menjadi asisten manajer. Aku
bangga memiliki kakak seperti dia.
Pagi ini aku berangkat lebih pagi
dari biasanya. Hari ini adalah jadwalku piket di kelas. Setelah berpamitan
dengan mama dan papa, akupun berlari ke arah pagar untuk menunggu angkutan
umum. Beberapa menit kemudian, yang aku tunggu pun tiba. Tanpa memberi aba-aba,
mobilnya sudah berhenti di hadapanku. Aku memang selalu naik mobil ini.
Makanya, supir dan kneknya mengenaliku.
“Non Nana kok masih naik angkot sih?.
Padahal Non Nana kan punya mobil mewah,”ujar pak Udin supir angkot itu dengan
lugunya.
“Lah, kalau saya pake mobil , ntar
penumpang Pak Udin gak ada lagi lho,”jawabku.
“Iya juga sih Non. Tapi , orang
terpandang kayak Non ini emang gak pantes naik mobil butut ni,”pak Udin
berusaha membenarkan kata-katanya.
“Biasa aja lagi Pak. Semua orang sama
kan di mata Allah?. Hanya amal ibadah lah yang akan membedakan manusia
kelak,”ujarku dengan penuh wibawa.
“Iya deh Non. Ngomong-ngomong udah
sampai ne Non. Buruan Non, ntar keburu tutup lo gerbangnya”.
“Eh,iya Pak. Ni uangnya Pak. Makasih
ya Pak”.
Aku turun tergesa-gesa dari mobil. Pak Jarwo sang penjaga sekolah
sudah bersiap-siap untuk menutup pagar. Aiihh, pak Jarwo memang terlalu disiplin
menutup pagar. Segera aku berlari, karena aku tidak mau dikurung di luar pagar.
Hmmm, akhirnya aku bisa melewati pagar dengan selamat. Namun , tiba-tiba.....
Buuukkk...
“Auu, sakit banget. Siapa sih yang
narok orang disini?,”ujarku sambil memegangi kepalaku yang terbentur benda
keras itu.
Aku menengadahkan kepala, dan aku sangat
terkejut ketika melihat yang kutabrak tadi adalah siswa kelas satu, dan yang
parahnya lagi dia adalah Haris , musuh bebuyutanku. Aku akan menceritakan
sedikit tentang sejarah Haris menjadi musuh bebuyutanku. Aku aktif dalam
organisasi Rohis di sekolah dan aku menjabat sebagai bendahara Rohis. Haris
adalah koordinator dari bidang humas(hubungan masyarakat). Pada awalnya kami
tidak saling mengenal, namun karena sering bertemu dalam forum makanya kami
menjadi saling kenal. Tapi perkenalan kami tidak diawali dengan sebuah
keindahan. Kami mulai dekat karena dia sering menjahiliku. Mulai dari
menertawaiku, mengganggu sampai dengan perang batu. Tega banget ya, ampe batu
juga diikutsertakan.
“Hei ayam, lo kok bengong sih?.
Terpesona ya liat gue yang ganteng?,”ia berkata dengan penuh rasa percaya diri.
“Idih, ogah banget gue liat kebo
kayak lo. Bisa katarak nich mata gue. Lagian lo pede banget sih bilang diri lo
ganteng. Kagak punya cermin ya di rumah?. Aduh kasian, ntar gue beliin deh,”aku
pun segera pergi dari hadapan si kebo.
Setiba di pintu kelas, ternyata guru
belum masuk. Aman, gak kan kena omel lagi. Aku meletakkan tas di meja dan
segera mengeluarkan makanan dari dalm tas dengan raut wajah yang setengah
ditekuk.
“Biar gue tebak, pasti ribut ama kebo
kan?,”Vita membuatku berhenti mengunyah makanan.
“Ehmm ehmm, kuq ditekuk gitu sih
mukanya?. Kayak karpet mushola tau ,”timpal Gege.
“Ribut ribut tapi seneng kan ?,”kata
kata Uci membuat wajahku bersemu merah.
Aku tidak dapat memungkiri
perasaanku. Walaupun Haris sering menjahiliku, namun aku menyukainya. Entah
sejak kapan aku rasakan ini, yang pasti sejak aku dekat dengan Haris. Aku akui,
ia memang tampan, namun aku tak berani untuk mengungkapkannya. Aku takut
cintaku bertepuk sebelah tangan. Hanya kepada Vita, Gege dan Uci aku mampu
mengungkapkannya. Dan aku juga malu,karena aku adalah kakak kelasnya. Apakah ia
mau menerima aku yang notabennya lebih tua daripada dia?. Aku tak mau ambil
pusing dalam hal ini. Biarlah waktu yang menjawabnya.
***
Akhir-akhir ini Haris jarang
mengganggu ku lagi. Jujur, aku merasakan kesepian karena tak ada dia.
Malahan,aku sering melihatnya murung. Aku tidak mau mencampuri urusannya.
Lagipula , aku bukan siapa-siapa untuknya. Hanya kakak kelas.
Malam ini, tampaknya aku akan
begadang. Tugas-tugas yang diberikan guru sangat banyak. Aku sampai bingung
yang mana yang akan aku kerjakan dahulu.
Tiba-tiba, hpku berdering. Ada sebuah
pesan masuk, dan itu dari Haris !!!
From: Haris
<08566903xxxx>
Ayam.......
Waw, aku seneng banget. Ya , walaupun dia
manggil aku ayam, tapi gak apa-apa deh.
Iya, ada apa
kebo ???
Tak lama kemudian datang balasan dari Haris.
From: Haris
<08566903xxxx>
Gak ada nih
yam, Cuma pengen sms aja
Btw, lagi
ngapain yam?.
Pasti lagi
bikin tugas ya ?
Aku tertegun membaca pesan dari Haris. Kok dia
bisa tau ya ??. hmmm, udah jodoh kali ya , hehehe. Aku segera membalas SMS dari
Haris tadi.
Iya nich,
tugasnya bejibun.
Gila,
guru-guru gak pernah capek ya meriksain tugas.
Tapi ne udah
hampir siap nich.
Tumben kebo
sms, ada gerangan apa ne ??
Aku kembali melanjutkan tugas yang sempat
tertunda tadi. Tak lama kemudian, datang sms dari Haris. Ne orang cepet banget
ya bales sms nya.
From: Haris
<08566903xxxx>
Sama nih
yam.
Aku juga
lagi bikin tugas kesenian disuruh buk Tuti.
Mana susah
lagi.
Sehati banget kan aku ama dia.
Pasti
disuruh bikin not balok kan?.
Aku juga
dulu disuruh kayak gitu.
Hehehe,
besok aku bantu deh.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul
23.30. Mataku sudah mengantuk, namun aku lawan itu semua demi menemani Haris.
From: Haris
<08566903xxxx>
Bener nich ?
Aku tunggu
dibawah pohon ya besok.
Tapi kalau
ayam udah ngantuk, tidur aja duluan.
Perhatian banget sih dia. Makin suka deh.
Aku nemenin
kamu dulu aja.
Kasian
kamunya sendiri.
Oya, mulai
sekarang kita damai ya.
Panggil aku
Nana, dan aku akan manggil kamu Haris.
Lama-lama emang bosan sih berantem terus. Gak
ada salahnya kan buat akur.
From: Haris
<08566903xxxx>
Iya Na. Oya
aku mau nanya sesuatu nih.
Hatiku sedikit berdebar-debar membaca sms nya
ini. Namun, aku belum membalasnya. Mataku yang mengantuk membuat aku terlelap.
***
Keesokan harinya, saat aku telah berada di
dekat gerbang sekolah, tampak olehku Haris yang tampaknya sedang menunggu
seseorang di dekat gerbang. Apakah ia menungguku ?. Tapi sepertinya tidak
mungkin, semalam saja sms yang dikirimnya tidak sempat ku balas.
Aku berjalan dengan langkah pelan, sedikit
lagi aku sampai didekatnya. Aku berusaha tenang. Tiba-tiba,
“Nana, aku ingin menagih janjimu yang
semalam,”Haris menghampiri ku.
“Iya, mana kertasnya. Biar aku yang
kerjakan,”ujarku seraya mengambil kertas itu, dan berjalan menuju kelas.
Pada waktu istirahat , aku benar-benar bingung
mengerjakan tugas ini. sudah lama aku tidak menulis not balok. Kalau tidak
Haris yang meminta, aku tidak mau mengerjakan ini. aku lalu mengirimi ia pesan
untuk datang ke kelas. Tak lama kemudian , ia pun menunjukkan batang hidungnya.
Aku mendengus kesal karena tidak dapat mengerjakan ini. tiba-tiba, Haris
menarik tanganku. Aku tidak tahu ia mau mengajakku kemana.
Ternyata, ia mengajakku duduk di bawah sebuah
pohon yang rindang. Aku menuruti langkahnya. Haris mengisyaratkanku untuk duduk
disampingnya. Hatiku berdegup kencang. Wajahku bersemu merah. Entah malu karena
ia adik kelasku atau karena perasaanku yang tak mampu disembunyikan bahwa
sebenarnya aku menyukainya.
Haris menatapku, dann kemudian mulai membuka
pembicaraan .
“Nana, aku tahu, mungkin aku tidak pantas
mengatakan ini. Namun, aku tidak bisa memendamnya terlalu lama. Sudah lama aku
ingin mengungkapkannya, tapi aku belum berani. Aku rasa, ini adalah waktu yang
tepat untuk mengatakannya.”
Suasana hening, hening dan membisu.lebih
hening daripada sebuah pemakaman.
“Na, aku sudah lama menyukaimu. Mungkin sejak
kita sering bertengkar. Aku merasakan dirimu begitu berbeda dengan wanita
lainnya. Aku tidak peduli jika umurmu lebih tua dibandingkan aku. Cinta
tak pandang usia kan. Nah, sekarang
dengarkan aku. Would you be my girl ?,”Haris menggenggam tanganku.
Apakah ini mimpi ?. Haris nembak aku ???.
Sudah lama aku menanti moment ini, dan akhirnya impianku terwujud.
“Maaf Haris, tampaknya aku tidak bisa.....”
Haris tampak tertunduk, badannya tampak letih.
“Aku tidak bisa menolakmu Haris. Aku juga
menyukaimu,”ujarku melanjutkan perkataan ku tadi.
Tampak senyum mengembang dari bibir Haris, ia
berteriak kegirangan. Aku yang menyaksikan itu juga tersenyum melihat
tingkahnya. Hari ini, adalah hari yang tak ingin kulupakan
***
Haris Noval Riyandi, adalah satu dari sekian
banyak nama yang ingin aku hapus dari ingatanku. Kenangan yang manis itu seakan
membuatku muak. Kata-katanya membuat aku terhanyut dan membuatku tidak sadar
melambung terlalu tinggi. Seakan aku lupa sewaktu-waktu ia dapat menghempaskan
tubuhku ke tanah. Dan begitu aku sadar, aku telah berada di tanah kering yang kasar
, dan disana begitu hampa, tak ada kehidupan. Aku ingin keluar dari sana, namun
begitu sulit rasanya. Awan hitam mencengkram kuat tubuhku. Aku tak mampu lari.
Suasana gelap, dingin , dan mencekam. Aku masih berdiri di bayangan Haris.
Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa aku begitu membenci Haris. Inilah kisahku.
Aku sudah 5 bulan menjalani hubungan dengan
Haris. Semuanya tampak baik-baik saja. Namun, semua itu begitu cepat berlalu
ketika Haris meninggalkan aku karena ia harus menjadi sebuah vokalis band
ternama di Jakarta. Ia jadi begitu sibuk dengan urusannya. Ia lupa dengan janji
yang ia ucapkan padaku.
Saat ia pulang pun, sikapnya jadi berubah 180o.
Ia sama sekali tidak mengacuhkanku. Hubungan kami tidak seperti dulu lagi.
Semua canda tawa sirna ditelan oleh kegelapan. Matahari tidak lagi menyinari,
tertutup oleh kabut hitam yang sangat tebal.
Aku merasa hubungan ini tidak akan bertahan
lama. Dan dugaanku ini tidak meleset. Tepat 10 hari menjelang sweet seventeen ku, hubungan kami
berakhir. Alasan ia memutuskanku adalah karena kami memiliki hubungan keluarga.
Padahal, orangtuaku sudah menyetujui hubungan kami. Yang lebih menyakitkan
adalah , ia bertunangan dengan wanita yang telah dipilih oleh orangtuanya.
Hatiku benar-benar hancur melihat lelaki yang aku cintai berdampingan dengan
seorang wanita yang semestinya itu adalah aku. Aku seperti orang gila saat itu.
Hidupku jadi tak menentu. Beberapa kali aku coba untuk menghilangkan nyawaku,
namun kegagalan yang aku temui. Sesaat aku tersadar. Aku telah jauh dari agama.
Aku mulai mendekatkan diri lagi kepada agama. Hidupku berangsur membaik.
Ait mataku berlinang ketika mengingat kejadian
pahit itu. Aku merobek buku diary ku yang sedari tadi berada dipangkuanku. Aku
ingin menghilangkan semua yang membuatku menjadi sakit. Hanya sebuah puisi yang
tidak ku robek. Untaian kata yang merupakan isi hatiku. Puisi yang aku buat
saat aku berulang tahun ke 17. Inilah puisiku.
Aku Tercipta Bukan untuk Kau Sakiti
Aku terlalu
memujamu
aku terlalu
menyayangimu
kau buaiku dengan
kata-kata indahmu
membuatku
merasa seperti di surga
kau
lambungkan aku setinggi-tingginya , namun kau jatuhkan aku
kau jatuhkan
aku disaat kubutuhkanmu
saat ku
ingin kamu tuk berada di sisiku
kau tinggalkan aku dengan tangis
aku tak
ingin hidup di bayanganmu lagi
akupun
diciptakan bukan untuk kau sakiti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar