Kamis, 09 Agustus 2012

aku tercipta bukan untuk kau sakiti


Aku Tercipta Bukan untuk Kau Sakiti

Aku masih terlalu sakit untuk bangun dari kisah kelamku. Begitu pedih rasanya kisah cintaku kali ini. Awan hitam seakan memayungi langkahku. Aku ingin menutup kisah ini.
Beberapa bulan yang lalu......
Nana Haruta adalah nama yang diberikan orang tuaku sejak aku lahir. Aku berdarah campuran. Papaku keturunan Jepang, dan mamaku keturunan Jawa asli. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Renji Yozuke. Ia adalah mahasiswa sastra Jepang di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Sedangkan aku adalah siswi kelas 2 di SMA negeri unggulan di Jakarta.
Kehidupanku sehari-hari dipenuhi dengan kemewahan. Tapi, aku tidak pernah mau memanfaatkan itu. Setiap hari, aku pergi ke sekolah dengan angkutan umum. Padahal, papa sudah menyediakan mobil untukku beserta supir pribadi. Namun, aku tak menggunakan itu. Aku tidak ingin semua kemewahan yang aku miliki menjadikan aku seorang anak yang manja. Kakakku juga sama halnya sepertiku. Ia ingin hidupnya sederhana dan mandiri. Bahakan ia sekarang sedang bekerja part-time di sebuah kafe. Pada awalnya papa melarang ide nekatnya ini. Namun berkat penjelasan yang ia berikan, sedikit demi sedikit papa mulai bisa menerimanya. Karena kerja kerasnya, sekarang ia sudah diangkat menjadi asisten manajer. Aku bangga memiliki kakak seperti dia.
Pagi ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Hari ini adalah jadwalku piket di kelas. Setelah berpamitan dengan mama dan papa, akupun berlari ke arah pagar untuk menunggu angkutan umum. Beberapa menit kemudian, yang aku tunggu pun tiba. Tanpa memberi aba-aba, mobilnya sudah berhenti di hadapanku. Aku memang selalu naik mobil ini. Makanya, supir dan kneknya mengenaliku.
“Non Nana kok masih naik angkot sih?. Padahal Non Nana kan punya mobil mewah,”ujar pak Udin supir angkot itu dengan lugunya.
“Lah, kalau saya pake mobil , ntar penumpang Pak Udin gak ada lagi lho,”jawabku.
“Iya juga sih Non. Tapi , orang terpandang kayak Non ini emang gak pantes naik mobil butut ni,”pak Udin berusaha membenarkan kata-katanya.
“Biasa aja lagi Pak. Semua orang sama kan di mata Allah?. Hanya amal ibadah lah yang akan membedakan manusia kelak,”ujarku dengan penuh wibawa.
“Iya deh Non. Ngomong-ngomong udah sampai ne Non. Buruan Non, ntar keburu tutup lo gerbangnya”.
“Eh,iya Pak. Ni uangnya Pak. Makasih ya Pak”.
Aku turun tergesa-gesa  dari mobil. Pak Jarwo sang penjaga sekolah sudah bersiap-siap untuk menutup pagar.  Aiihh, pak Jarwo memang terlalu disiplin menutup pagar. Segera aku berlari, karena aku tidak mau dikurung di luar pagar. Hmmm, akhirnya aku bisa melewati pagar dengan selamat. Namun , tiba-tiba.....
Buuukkk...
“Auu, sakit banget. Siapa sih yang narok orang disini?,”ujarku sambil memegangi kepalaku yang terbentur benda keras itu.
Aku menengadahkan kepala, dan aku sangat terkejut ketika melihat yang kutabrak tadi adalah siswa kelas satu, dan yang parahnya lagi dia adalah Haris , musuh bebuyutanku. Aku akan menceritakan sedikit tentang sejarah Haris menjadi musuh bebuyutanku. Aku aktif dalam organisasi Rohis di sekolah dan aku menjabat sebagai bendahara Rohis. Haris adalah koordinator dari bidang humas(hubungan masyarakat). Pada awalnya kami tidak saling mengenal, namun karena sering bertemu dalam forum makanya kami menjadi saling kenal. Tapi perkenalan kami tidak diawali dengan sebuah keindahan. Kami mulai dekat karena dia sering menjahiliku. Mulai dari menertawaiku, mengganggu sampai dengan perang batu. Tega banget ya, ampe batu juga diikutsertakan.
“Hei ayam, lo kok bengong sih?. Terpesona ya liat gue yang ganteng?,”ia berkata dengan penuh rasa percaya diri.
“Idih, ogah banget gue liat kebo kayak lo. Bisa katarak nich mata gue. Lagian lo pede banget sih bilang diri lo ganteng. Kagak punya cermin ya di rumah?. Aduh kasian, ntar gue beliin deh,”aku pun segera pergi dari hadapan si kebo.
Setiba di pintu kelas, ternyata guru belum masuk. Aman, gak kan kena omel lagi. Aku meletakkan tas di meja dan segera mengeluarkan makanan dari dalm tas dengan raut wajah yang setengah ditekuk.
“Biar gue tebak, pasti ribut ama kebo kan?,”Vita membuatku berhenti mengunyah makanan.
“Ehmm ehmm, kuq ditekuk gitu sih mukanya?. Kayak karpet mushola tau ,”timpal Gege.
“Ribut ribut tapi seneng kan ?,”kata kata Uci membuat wajahku bersemu merah.
Aku tidak dapat memungkiri perasaanku. Walaupun Haris sering menjahiliku, namun aku menyukainya. Entah sejak kapan aku rasakan ini, yang pasti sejak aku dekat dengan Haris. Aku akui, ia memang tampan, namun aku tak berani untuk mengungkapkannya. Aku takut cintaku bertepuk sebelah tangan. Hanya kepada Vita, Gege dan Uci aku mampu mengungkapkannya. Dan aku juga malu,karena aku adalah kakak kelasnya. Apakah ia mau menerima aku yang notabennya lebih tua daripada dia?. Aku tak mau ambil pusing dalam hal ini. Biarlah waktu yang menjawabnya.
***
Akhir-akhir ini Haris jarang mengganggu ku lagi. Jujur, aku merasakan kesepian karena tak ada dia. Malahan,aku sering melihatnya murung. Aku tidak mau mencampuri urusannya. Lagipula , aku bukan siapa-siapa untuknya. Hanya kakak kelas.
Malam ini, tampaknya aku akan begadang. Tugas-tugas yang diberikan guru sangat banyak. Aku sampai bingung yang mana yang akan aku kerjakan dahulu.
Tiba-tiba, hpku berdering. Ada sebuah pesan masuk, dan itu dari Haris !!!
From: Haris <08566903xxxx>
Ayam.......
Waw, aku seneng banget. Ya , walaupun dia manggil aku ayam, tapi gak apa-apa deh.
Iya, ada apa kebo ???
Tak lama kemudian datang balasan dari Haris.

From: Haris <08566903xxxx>
Gak ada nih yam, Cuma pengen sms aja
Btw, lagi ngapain yam?.
Pasti lagi bikin tugas ya ?
Aku tertegun membaca pesan dari Haris. Kok dia bisa tau ya ??. hmmm, udah jodoh kali ya , hehehe. Aku segera membalas SMS dari Haris tadi.
Iya nich, tugasnya bejibun.
Gila, guru-guru gak pernah capek ya meriksain tugas.
Tapi ne udah hampir siap nich.
Tumben kebo sms, ada gerangan apa ne ??
Aku kembali melanjutkan tugas yang sempat tertunda tadi. Tak lama kemudian, datang sms dari Haris. Ne orang cepet banget ya bales sms nya.
From: Haris <08566903xxxx>
Sama nih yam.
Aku juga lagi bikin tugas kesenian disuruh buk Tuti.
Mana susah lagi.
Sehati banget kan aku ama dia.

Pasti disuruh bikin not balok kan?.
Aku juga dulu disuruh kayak gitu.
Hehehe, besok aku bantu deh.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Mataku sudah mengantuk, namun aku lawan itu semua demi menemani Haris.
From: Haris <08566903xxxx>
Bener nich ?
Aku tunggu dibawah pohon ya besok.
Tapi kalau ayam udah ngantuk, tidur aja duluan.
Perhatian banget sih dia. Makin suka deh.
Aku nemenin kamu dulu aja.
Kasian kamunya sendiri.
Oya, mulai sekarang kita damai ya.
Panggil aku Nana, dan aku akan manggil kamu Haris.
Lama-lama emang bosan sih berantem terus. Gak ada salahnya kan buat akur.
From: Haris <08566903xxxx>
Iya Na. Oya aku mau nanya sesuatu nih.
Hatiku sedikit berdebar-debar membaca sms nya ini. Namun, aku belum membalasnya. Mataku yang mengantuk membuat aku terlelap.
***
Keesokan harinya, saat aku telah berada di dekat gerbang sekolah, tampak olehku Haris yang tampaknya sedang menunggu seseorang di dekat gerbang. Apakah ia menungguku ?. Tapi sepertinya tidak mungkin, semalam saja sms yang dikirimnya tidak sempat ku balas.
Aku berjalan dengan langkah pelan, sedikit lagi aku sampai didekatnya. Aku berusaha tenang. Tiba-tiba,
“Nana, aku ingin menagih janjimu yang semalam,”Haris menghampiri ku.
“Iya, mana kertasnya. Biar aku yang kerjakan,”ujarku seraya mengambil kertas itu, dan berjalan menuju kelas.
Pada waktu istirahat , aku benar-benar bingung mengerjakan tugas ini. sudah lama aku tidak menulis not balok. Kalau tidak Haris yang meminta, aku tidak mau mengerjakan ini. aku lalu mengirimi ia pesan untuk datang ke kelas. Tak lama kemudian , ia pun menunjukkan batang hidungnya. Aku mendengus kesal karena tidak dapat mengerjakan ini. tiba-tiba, Haris menarik tanganku. Aku tidak tahu ia mau mengajakku kemana.
Ternyata, ia mengajakku duduk di bawah sebuah pohon yang rindang. Aku menuruti langkahnya. Haris mengisyaratkanku untuk duduk disampingnya. Hatiku berdegup kencang. Wajahku bersemu merah. Entah malu karena ia adik kelasku atau karena perasaanku yang tak mampu disembunyikan bahwa sebenarnya aku menyukainya.
Haris menatapku, dann kemudian mulai membuka pembicaraan .
“Nana, aku tahu, mungkin aku tidak pantas mengatakan ini. Namun, aku tidak bisa memendamnya terlalu lama. Sudah lama aku ingin mengungkapkannya, tapi aku belum berani. Aku rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya.”
Suasana hening, hening dan membisu.lebih hening daripada sebuah pemakaman.
“Na, aku sudah lama menyukaimu. Mungkin sejak kita sering bertengkar. Aku merasakan dirimu begitu berbeda dengan wanita lainnya. Aku tidak peduli jika umurmu lebih tua dibandingkan aku. Cinta tak  pandang usia kan. Nah, sekarang dengarkan aku. Would you be my girl ?,”Haris menggenggam tanganku.
Apakah ini mimpi ?. Haris nembak aku ???. Sudah lama aku menanti moment ini, dan akhirnya impianku terwujud.
“Maaf Haris, tampaknya aku tidak bisa.....”
Haris tampak tertunduk, badannya tampak letih.
“Aku tidak bisa menolakmu Haris. Aku juga menyukaimu,”ujarku melanjutkan perkataan ku tadi.
Tampak senyum mengembang dari bibir Haris, ia berteriak kegirangan. Aku yang menyaksikan itu juga tersenyum melihat tingkahnya. Hari ini, adalah hari yang tak ingin kulupakan

***
Haris Noval Riyandi, adalah satu dari sekian banyak nama yang ingin aku hapus dari ingatanku. Kenangan yang manis itu seakan membuatku muak. Kata-katanya membuat aku terhanyut dan membuatku tidak sadar melambung terlalu tinggi. Seakan aku lupa sewaktu-waktu ia dapat menghempaskan tubuhku ke tanah. Dan begitu aku sadar, aku telah berada di tanah kering yang kasar , dan disana begitu hampa, tak ada kehidupan. Aku ingin keluar dari sana, namun begitu sulit rasanya. Awan hitam mencengkram kuat tubuhku. Aku tak mampu lari. Suasana gelap, dingin , dan mencekam. Aku masih berdiri di bayangan Haris. Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa aku begitu membenci Haris. Inilah kisahku.
Aku sudah 5 bulan menjalani hubungan dengan Haris. Semuanya tampak baik-baik saja. Namun, semua itu begitu cepat berlalu ketika Haris meninggalkan aku karena ia harus menjadi sebuah vokalis band ternama di Jakarta. Ia jadi begitu sibuk dengan urusannya. Ia lupa dengan janji yang ia ucapkan padaku.
Saat ia pulang pun, sikapnya jadi berubah 180o. Ia sama sekali tidak mengacuhkanku. Hubungan kami tidak seperti dulu lagi. Semua canda tawa sirna ditelan oleh kegelapan. Matahari tidak lagi menyinari, tertutup oleh kabut hitam yang sangat tebal.
Aku merasa hubungan ini tidak akan bertahan lama. Dan dugaanku ini tidak meleset. Tepat 10 hari menjelang sweet seventeen ku, hubungan kami berakhir. Alasan ia memutuskanku adalah karena kami memiliki hubungan keluarga. Padahal, orangtuaku sudah menyetujui hubungan kami. Yang lebih menyakitkan adalah , ia bertunangan dengan wanita yang telah dipilih oleh orangtuanya. Hatiku benar-benar hancur melihat lelaki yang aku cintai berdampingan dengan seorang wanita yang semestinya itu adalah aku. Aku seperti orang gila saat itu. Hidupku jadi tak menentu. Beberapa kali aku coba untuk menghilangkan nyawaku, namun kegagalan yang aku temui. Sesaat aku tersadar. Aku telah jauh dari agama. Aku mulai mendekatkan diri lagi kepada agama. Hidupku berangsur membaik.
Ait mataku berlinang ketika mengingat kejadian pahit itu. Aku merobek buku diary ku yang sedari tadi berada dipangkuanku. Aku ingin menghilangkan semua yang membuatku menjadi sakit. Hanya sebuah puisi yang tidak ku robek. Untaian kata yang merupakan isi hatiku. Puisi yang aku buat saat aku berulang tahun ke 17. Inilah puisiku.
Aku Tercipta Bukan untuk Kau Sakiti
Aku terlalu memujamu
aku terlalu menyayangimu
kau buaiku dengan kata-kata indahmu
membuatku merasa seperti di surga
kau lambungkan aku setinggi-tingginya , namun kau jatuhkan aku
kau jatuhkan aku disaat kubutuhkanmu
saat ku ingin kamu tuk berada di sisiku
kau  tinggalkan aku dengan tangis
aku tak ingin hidup di bayanganmu lagi
akupun diciptakan bukan untuk kau sakiti





Tidak ada komentar:

Posting Komentar